Bergunakah Diri Saya?

"Jangan berusaha menjadi orang yang berhasil Berusahalah menjadi orang yang berguna "....


Pada suatu pagi dalam perjalanan, tak sengaja seorang pria mendengarkan siaran radio. Di antara jeda iklan-iklan, seorang penyiar berkata, "jangan berusaha menjadi orang yang berhasil, Tapi berusahalah menjadi orang yang berguna." Lama pria tersebut merenungkan kalimat itu. Apa maksudnya ya? Kemudian pria itu teringat peristiwa sebelumnya. Seorang teman dekat pernah curhat dengannya. "Aduh, aku kesal banget sama bosku. Keluar kantor sebentar, langsung dicari-cari. Teman - teman sekantor juga sama nyebelin-nya. Kalau aku tak ada, mereka terus- terusan menelepon atau sms. Minta dikasih tahucara buat laporan lah, minta ini lah, minta itu lah. Kapan ya aku bisa hidup tenang tanpa gangguan?"

      Waktu itu, pria tersebut cuma menanggapinya dengan senyum, Ia berkata singkat, "Itu berarti kamu dibutuhkan." Sekarang, setelah mendengar kata-kata penyiar di radio itu, pria itu berpikir : Seharusnya saya menyarankan teman saya itu bersyukur. Kenapa? Karena dia orang yang diinginkan. Kehadirannya selalu dibutuhkan, sampai -sampai ketika keluar kantor sebentar orang -orang langsung mencarinya. Itulah yang menurut saya yang berguna..
       Bayangkan, bagaimana rasanya bila kita tidak dibutuhkan? tidak dipedulikan? Kalau kita hadir di kantor, misalnya orang lain tidak 'nyadar', kalau kita tidak hadir, orang lain tidak merasa kehilangan. pasti tidak menyenangkan, bukan? Rasanya sangat tidak diinginkan. Tidak berguna. Namun di dunia nyata, selalu ada yang demikian.
       Sering saya mendengar ada teman yang bekerja di kantor dengan asal-asalan.Orang - orang datang pagi, dia baru muncul siang hari. Setiba di meja kerja, bukannya mengerjakan tugas, malah maen game atau facebook-an. Kalau bos lewat, barulah pura -pura menulis laporan. Orang - orang masih sibuk menyelesaikan tugas, dia sudah beres - beres untuk pulang. Datang paling akhir, pulang paling awal. Kalau giliran makan, dia paling semangat. Tapi giliran bertugas, dia paling malas. Demikianlah kesehariannya. Perusahaan memang tidak memecatnya, tappi bos dan teman - temananya jadi sebal padanya. Mereka menganggap nya cuma benalu saja. Orang tak berguna begitulah ia dijuluki. Di dunia nyata, tidak sedikit orang yang seperti ini.
       Sahabat, semoga kita tidak termasuk orang yang seperti itu ya! Meski kita bekerja di tempat nyaman, aman secara finansial, kita tidak boleh terlena. Orang lain bisa jadi tidak bisa menegur kita. Tapi apakah kita bisa menghindari teguran dari-Nya? Sebagai muslim yang baik, tentu kita berharap akan selalumendapat ridha-Nya, meraih kecintaan-Nya. Ada salah satu hadist yang bunyinya begini : " Orang yang paling dicintai oleh Allah swt adalah orang yang paling berguna..."
     Alangkah indahnya hadist itu. Saya jadi mulai berpikir, sudahkan saya menjadi orang yang berguna? seberapa bergunakah diri saya?.
       Saat saya pergi satu atau beberapa hari, apakah saya akan dicari? Ataukah orang lain tak peduli meski saya lama pergi? Apakah saya dibutuhkan? Ataukah tidak apa jika saya diabaikan? Apakah sebuah sistem akan terhambat? Ataukah dunia tetap berjalan seperti biasa bila saya tak ada? Bermanfaatkah saya bagi dunia sekeliling saya? Ataukah keberadaan saya hanya untuk memenuhi kebutuhan bumi saja?
       Begitu banyak pertanyaan menyergap saya. Saya belum tahu jawabannya. Ini akan menjadi PR besar. Tapi yang pasti, saya tahu saya harus menjadi orang yang berguna. Yaitu ketika kita ada , orang lain menjadi senang. Ketika kita tidak ada, orang lain merindukan. Subhanallah Alangkah indahnya menjadi orang yang seperti itu...


Lalu, Bagaimana Caranya Menjadi Orang yang Berguna?

        Sulitkah? Rasanya tidak. Mari kita renungkan kelanjutan hadits berikut : " Orang yang paling dicintai Allah swt adalah orang yang paling berguna diantara mereka. Dan perbuatan yang paling dicintai Allah ialahkegembiraan yang dimasukkan kedalam diri orang muslim, atau menyingkirkan kegilisahan dari diri mereka, atau membayarkan hutangnya atau menghilangkan rasa laparnya."
        Sahabat, apa yang bisa kita ambil dari hadits di atas? Ya. Untuk menjadi orang yang berguna, kita bisa memulainya dari hal - hal yang sederhana. Menghibur orang yang sedang sedih, menjadi teman curhatnya, membuatnya kembali tertawa - segala sesuatu yang berkaitan dengan keseharian kita. Memaafkan kesalahan dari orang lain, meolong orang lain mengatasi kesulitan hidupnya, bersedekah adalah perbuatan yang berguna. Mudah, bukan? Hidup bukan hanya mencapai hasil. Namun lebih dari itu, sudahkah kita menjadi orang yang berguna? Orang yang membawa keceriaan bagi dunia di sekeliling kita.
        Benar kata penyiar tersebut, Jangan berusaha menjadi orang yang berhasil tapi Berusahalah menjadi orang yang berguna. Dengan menjadi orang yang berguna, Anda pasti menjadi orang yang berhasil. Tidak hanya meraih keuntungan diri , namun juga meraih cinta sesama, dan yang terpenting dapat menggapai kecintaan dari-Nya. Insya Allah....
Oleh : Elie Mulyadi
 



0 komentar:

Posting Komentar